Jumat malam kemarin (7/4/2011), saya dan seorang teman pergi ke Amplas (mall terbesar di Jogjakarta). Awalnya kami cuman pengen jalan-jalan, namun pas sampai dilantai 4, kami tertarik melihat-lihat film yang sedang diputar di Cinema 21. Singkat cerita, dari yang awalnya cuman pengen liat-liat, akhirnya kami tergoda juga nonton. Dari 4 film yang sedang tayang di cinema 21, malam itu, “LONDON BOULEVARD” lah yang menarik minat kami untuk nonton.
LONDON BOULEVARD, dibintangi oleh aktris cantik Keira Knightley (sebagai Charlotte) dan aktor ganteng Colin Farrell (sebagai Mitchell). Diceritakan, Mitchell adalah seorang mantan gangster yang baru saja keluar dari penjara, namun kembali terjebak dengan masa lalu (sebagai gangster) karena membutuhkan pekerjaan dan tempat tinggal. Dia kemudian menjadi pengawal Charlotte, bintang film yang sedang bersembunyi di rumah mewahnya dari kejaran sekelompok wartawan dan fotografer (paparasi).
Di tengah cerita, dikisahkan Michell punya seorang teman tunawisma yang dibunuh oleh dua orang pemuda. Mitchell pun mencari dan berencana membunuh kedua pemuda tersebut. Namun saat kesempatan itu ada, rasa kasihannya muncul, setelah melihat anak muda tersebut masih sangat remaja (masih ingusan). Mitchell akhirnya mengurungkan niatnya, membunuh anak tersebut.
Cerita pun belanjut ke hubungan Mitchell dengan Charlotte. Karena sering bersama, akhirnya keduanya pun menjalin kisah asmara, dan berenca untuk memulai sesuatu yang baru di Los Angeles. Namun seorang bos mafia bernama Gant, melihat hubungan mereka tersebut sebagai sebuah aset potensial bagi bisnis-nya. Sang bos mafia kemudian mencoba mengajak Mitchell bekerja sama, tapi Mitchell menolaknya.
Karena ditolak, akhirnya Gant berencana membunuh Mitchell. Sadar akan bahaya yang mengancam dirinya dan orang-orang yang ada disekitarnya, Mitchell kemudian mengambil langkah strategis dengan berinisiatif untuk membunuh Gant, duluan. Setelah terlebih dahulu menyusuruh adik perempuannya mengungsi ke Paris, Perancis dan Charlotte ke Los Angeles, Mitchell pun menjalankan aksinya! Sayang, adeknya terbunuh, karena ternyata dia tidak menuruti perintah Mitchell, untuk pergi ke Paris.
Mitchell lalu mendatangi rumah Gant. Dan tanpa banyak adegan tembak-tembakan, dia berhasil membunuh sang bos mafia tersebut, dengan sebuah peluru tepat bersarang di kepala.
Setelah berhasil membunuh Gant, Mitchell berangkat menemui Chorlotte di Los Angeles. Saat keluar rumah, tepat di teras rumah, tiba-tiba dari belakang dengan cepat dia ditusuk berkali-kali menggunakan pisau. Dan ternyata orang yang menyerangnya itu adalah dua orang pemuda yang sebelumnya ingin dia bunuh, namun tidak jadi karena kasihan. Akhirnya, Mitchell meninggal ditempat, akibat kekurangan darah.
Walaupun LONDON BOLEVARD masuk jenis film “Action” namun porsi adegan action-nya sangat sedikit. Anda yang benar-benar penggemar film action, mungkin akan menganggap film ini sama sekali nggak seru! Tapi bagi saya, hikmah atau pesan dari film LONDON BOULEVARD sangat bagus. Pesan yang bisa saya tangkap yaitu: Jangan pernah menganggap remeh seseorang, hanya karena dia terlihat lemah. Karena suatu saat, orang tersebut bisa saja membuat kita jatuh (menyesal). Contohnya, Mitchell, seorang gengster yang mampu membunuh bos mafia dengan mudah, hanya karena kelengahannya, dia harus menerima kenyataan, mati di tangan anak ingusan.
“Pada akhirnya, semut juga akan merepotkan gajah, kalau dipelihara”, itu kata teman saya, sehabis kami menonton film tersebut. :-)