Langsung ke konten utama

Berbagi dan Kritis Melalui Sosial Media

Seiring dengan semakin meningkatnya pengguna internet di Indonesia, semakin meningkat pula pengguna sosial media, seperti: blog, facebook, twitter, koprol, foursquare, forum dan lain-lain. Sebagai informasi, saat ini jumlah pengguna jejaring sosial facebook di Indonesia menempati urutan kedua terbesar di dunia, dengan jumlah 27.953.340 (checkFacebook, 12 Oktober 2010). Kemudian untuk twitter, menurut data ComScore (september 2010) yang saya baca di kompas, Indonesia menempati urutan ke-3 di asia dan ke-6 di dunia dengan jumlah  6.240.000 pengguna. Sedangkan untuk media sosial lainnya seperti blog, menurut siaran pers dari "kick-off conference Pesta Blogger+ 2010" jumlah penggunanya di Indonesia sudah mencapai 2 juta orang.

Melihat tingginya animo masyarakat indonesia terhadap sosial media, maka ini merupakan sesuatu hal yang bagus untuk Indonesia. Budaya berbagi dan gotong royong yang merupakan budaya bangsa Indonesia, akan lebih mudah tersalurkan. Ini juga bisa menjadi alat atau media bagi pemerintah untuk berkomunikasi dengan rakyat. Jadi menurut saya, hendaknya seluruh instansi pemerintah ikut bersosial media, untuk lebih mendekatkan diri kepada masyarakat, seperti yang dilakukan brand-brand saat ini. 

Banyak hal yang bisa dilakukan untuk kemajuan indonesia melalui sosial media. Salah satunya dengan budaya berbagi.

Saya teringat dengan kampanye “Start Sharing Not Selling” yang digagas oleh sebuah forum online lokal (Komunitas Publisher Indonesia) belum lama ini, yang kebetulan saya terdaftar sebagai salah satu anggotanya. Kampanye “Start Sharing Not Selling” muncul karena forum ini dianggap telah kehilangan ruhnya, yaitu berbagi (sharing). Thread berbagi ilmu sudah mulai berkurang, justru thread jualan (selling) yang banyak bermunculan. Oleh karena itu, untuk mengembalikan ruh tersebut, dibuatlah sebuah campaign “Start Sharing Not Selling”.

Sharing Knowledge - Social Media

Kasus diatas adalah salah satu bentuk positif dari pemanfaatan  sosial media. Dan menurut saya forum Publisher Indonesia sedikit banyak telah membantu pemerintah dalam mengurangi pengangguran. Koq bisa? Ya, karena forum ini telah banyak melahir internet marketer atau pebisnis online yang sukses, berkat sharing ilmu-ilmu gratisnya tentang internet marketing. Selain forum, blog juga merukan sosial media favorite untuk berbagi ilmu (knowledge).

Melalui sosial media, kita bisa berdiskusi, melakukan kontrol dan mengkritisi kebijakan-kebijakan pemerintah, menyuarakan ketidak adilan, mengutarakan pendapat, dsb. Kita semua tentu masih ingat dengan kasus Prita Sari dan Bibit Candra (Kriminalisasi KPK) yang mendapat dukungan begitu besar melalui sosial media. Rasa empati karena ketidak adilan berubah menjadi dukungan yang begitu luar biasa, dan berhasil membuat seorang kepala negara (presiden) ikut turun tangan menyelesaikan kasus tersebut. Ini menunjukkan kalau sosial media merupakan kekuatan sosial baru yang perlu diperhitungkan dan dimanfaatkan.

Sikap nasionalisme dan persatuan juga tumbuh melalui sosial media, seperti ketika budaya kita diakui oleh bangsa lain, pelanggaran batas wilayah dan penangkapan aparat negara kita yang dilakukan oleh malaysia. Maka semua elemen bangsa termasuk masyarakat sosial media bersatu menentang dan melawan tindakan tersebut.

Banyak hal positif yang bisa diperoleh dari media sosial. Namun harus diakui bahwa tak sedikit juga hal buruk yang bisa di dapat dari sosial media. Sebut saja pornografi, penculikan, penipuan, dan lain sebagainya. Tapi itu semua kembali kepada penggunanya. Blog, facebook, twitter, forum, dan sosial media lainnya, hanya lah sebagai media yang bisa dipakai oleh semua orang dengan berbagai macam tujuan. Namun yang pasti, manfaat positifya lebih banyak dari negatifnya.

Yang perlu dilakukan sekarang (khususnya pemerintah) adalah, mengedukasi masyarakat, khususnya anak-anak dan remaja, bagaimana berinternet atau bersosial media yang sehat. Serta menyediakan koneksi/akses internet yang baik, murah (kalau perlu gratis). Sehingga makin banyak masyarakat yang bisa mengakses internet untuk berbagi dan memperoleh ilmu positif di dunia maya.

Mari kita tumbuhkan semangat nasionalisme, persatuan dan budaya berbagi melalui sosial media, bagi kemajuan bersama, bangsa dan negara.

Postingan populer dari blog ini

Tempat Download Full Video Hasil Pertandingan Sepakbola

Selain suka dengan dunia gadget dan internet, saya juga termasuk pecinta sepakbola. Karena itu pada postingan kali ini, saya akan berbagi informasi tempat download full video hasil pertandingan sepakbola . Jadi bukan sekedar video highlights pertandingan yang cuma memperlihatkan momen-momen penting saja, seperti peluang dan gol. Kalau itu sih banyak di YouTube .

Tools Tracking Website dan Blog

Tracking Blog/Web merupakan suatu kegiatan yang dilakukan untuk mencari tahu (memonitor) segala kegiatan yang terjadi pada suatu blog atau website . Data-data apa saja yang dapat kita peroleh dari hasil tracking tersebut? dan apa manfaatnya? semuanya telah dibahas mas welly Mulia di sini . Men-track pengunjung artinya mencari tahu informasi dan data seperti : Bagaimana pengunjung menemukan blog/website anda Berapa banyak pengunjung yang datang ke blog/website anda setiap hari Berapa lama mereka browsing di blog/website anda Halaman mana saja yang mereka kunjungi ketika ada di blog/website anda Ada banyak tools tracker yang dapat kita gunakan untuk men-track blog atau website kita, ada yang berbayar ada pila yang gratis. Selama ini saya menggunakan lebih dari satu tools tracker untuk men- track atau memonitor blog saya. Beberapa tools tracker yang ada sekarang yaitu : Google Analytic (milik google) Extrime Tracking (sudah tidak menerima blog dari Indonesia) SiteMe

Pengalaman Pertama Order Makanan Lewat Internet di Jogja

Kemarin (23/4/2014) untuk pertama kalinya saya beli makanan lewat internet. Saya pesan lewat makandiantar.com , salah satu situs penyedia jasa delivery order makanan di kota Jogjakarta. Dulu juga pernah sih… order delivery makanan di KFC, tapi via telepon. Dan itupun yang order bukan saya, tapi teman saya. Saya cuma ikut makan aja.